Kamis, 15 Agustus 2013

KUR 2013

6.000 Sekolah Siap Implementasi Kurikulum 2013


Siaran Pers - Jakarta

Sebanyak enam ribu lebih sekolah di jenjang SD, SMP, SMA dan SMK, siap mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran baru 2013-2014 yang dimulai hari ini, Senin, 15 Juli. Sebanyak 61.074 guru telah menerima pelatihan. Jumlah itu terdiri atas 572 orang instruktur nasional, 4.740 orang guru inti, dan 55.762 guru sasaran.
Serangkaian kegiatan persiapan implementasi Kurikulum 2013 mulai dari pelatihan instruktur nasional, guru inti, dan guru sasaran telah berakhir dengan baik.

Hasil evaluasi sementara cukup signifikan. Pada pelaksanaan pelatihan instruktur nasional misalnya, nilai rerata yang dicapai dari prestest ke posttest mengalami kenaikan cukup signifikan 20,60%. Kenaikan tertinggi ada pada materi rasionalitas kurikulum (44,64%), materi analisis materi ajar (11,05%), dan materi rancangan pembelajaran dan praktik (9,53%).

Hasil kesepakatan antara pemerintah dan DPR terkait dengan besarnya anggaran, implementasi pada awal tahun pelajaran baru ini menyasar pada 6.326 sekolah di jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK pada 295 kabupaten/kota di 33 provinsi. Selain itu, sebanyak 1.006 sekolah yang mengajukan implementasi Kurikulum 2013 secara mandiri, termasuk provinsi Kalimantan Timur dan 14 kabupaten/kota di sejumlah daerah.

Pemerintah memberikan apresiasi daerah dan sekolah yang memilih untuk mengimplementasikan secara mandiri. Inisiatif ini membantu pemerintah untuk mencapai target lebih cepat. Kemandirian yang dimaksud di sini, bukan berarti pemerintah lepas tanggung jawab. Melainkan, tetap dalam pantauan dan pengawasan, serta evaluasi Kemdikbud. Itu sebabnya, usulan implementasi mandiri mempersyaratkan  untuk melapor dan mengajukan terlebih dahulu ke Kemdikbud.

Terkait dengan buku untuk pegangan guru, saat ini telah sampai ke tangan para guru sasaran pada saat dilakukan kegiatan pelatihan. Sementara buku pegangan siswa, yang dicetak oleh beberapa percetakan pemenang tender, telah dikirim langsung ke sekolah-sekolah yang menjadi sasaran implementasi.  Buku dalam file pdf siap cetak juga sudah diunggah melalui laman belajar.kemdikbud.go.id.

Kurikulum 2013 dapat dipandang sebagai sebuah kendaraan, yang karenannya ada banyak hal yang bisa dibawa untuk bisa dilakukan perubahan atau ada efek domino dari Kurikulum 2013. Sedikitnya, ada enam perubahan yang dapat dilakukan bersamaan dengan penerapan Kurikulum 2013.

Pertama, terkait dengan penataan sistem perbukuan. Lazim berlaku selama ini, buku ditentukan oleh penerbit, baik menyangkut isi maupun harga, sehingga beban berat dipikul peserta didik dan orang tua. Menyangkut isi, karena keterbatasan wawasan dan kepekaan para penulis, kegaduhan terhadap isi buku pun sering terjadi. Kejadian terakhir di Kabupaten Bogor pada buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 6 SD.

Penataan sistem perbukuan dalam implementasi Kurikulum 2013 dikelola oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan dan substansinya diarahkan oleh tim pengarah dan pengembang kurikulum. Tujuannya agar isi dapat dikendalikan dan kualitas lebih baik. Selain itu, harga bisa ditekan lebih wajar (public awareness).

Kedua, penataan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) di dalam penyiapan dan pengadaan guru. Ketiga, penataan terhadap pola pelatihan guru.

Pengalaman pada pelaksanaan pelatihan instruktur nasional, guru inti, dan guru sasaran untuk implementasi Kurikulum 2013, misalnya, banyak pendekatan pelatihan yang harus disesuaikan, baik menyangkut materi pelatihan maupun model dan pola pelatihan.

Momentum Kurikulum 2013 adalah hal yang tepat untuk melakukan penataan terhadap pola pelatihan guru termasuk penjenjangan terhadap karir guru dan kepangkatannya.

Ke depan, sedang disiapkan konsep yang terintegrasi antara jenjang karir dan kepangkatan dengan penilaian profesi guru. Selama ini, keduanya terpisah. Keempat, memperkuat budaya sekolah melalui pengintegrasian kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler, serta penguatan peran guru bimbingan dan konseling (BK).

Kelima, terkait dengan memperkuat NKRI. Melalui kegiatan ekstra kurikuler kepramukaanlah, peserta didik diharapkan mendapat porsi tambahan pendidikan karakter, baik menyangkut nilai-nilai kebangsaan, keagamaan, toleransi dan lainnya.

Keenam, ini juga masih terkait dengan hal kelima, memperkuat intergrasi pengetahuan-bahasa-budaya. Pada Kurikulum 2013, peran bahasa Indonesia menjadi dominan, yaitu sebagai saluran mengantarkan kandungan materi dari semua sumber komptensi kepada peserta didik, sehingga bahasa berkedudukan sebagai penghela mata pelajaran-mata pelajaran lain.

Kandungan materi mata pelajaran lain dijadikan sebagai konteks dalam penggunaan jenis teks yang sesuai dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui cara ini, maka pembelajaran bahasa Indonesia termasuk kebudayaan, dapat dibuat menjadi kontekstual. Sesuatu yang hilang pada model pembelajaran Bahasa Indonesia saat ini.

Dari efek domino itulah maka Kurikulum 2013 adalah bagian tidak terpisahkan untuk menata berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara melalui sektor pendidikan. Karena itu, Kurikulum 2013 sesungguhnya bukan kurikulum program kementerian, tetapi kurikulum yang menjadi program pemerintah.

Kurikulum yang bukan hanya untuk menyiapkan dan membangun secara personal peserta didik dalam tiga aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan saja. Melainkan, kurikulum yang disiapkan untuk membangun masyarakat dan membangun peradaban, sehingga menjadi bangsa yang efektif di dalam menghindari tiga penyakit sosial yaitu kemiskinan, ketidaktahuan, dan keterbelakangan peradaban.

Ke depan, Kurikulum 2013 yang segera diimplementasikan pada sebagian sekolah sasaran pada tahun pelajaran 2013 ini, menjadi harapan baru menuju ke arah yang lebih baik dalam meningkatan kualitas dan kemajuan generasi Indonesia masa depan, semoga. Selamat datang Kurikulum 2013. (****)

Pusat Informasi dan Humas, Kemdikbud

0 komentar:

Posting Komentar