Kamis, 22 Agustus 2013

Kondisi ikhlas ada disemua agama dan kepercayaan, hampir semua agama menganjurkan para penganutnya untuk selalu menikmati dan berada dalam keikhlasan. Benar kan? Yang menjadi pertanyaan, apakah kondisi ikhlas itu sebenarnya?apakah sama dengan pasrah? Untuk mampu melakukan sebuah perintah, tentu harus dipahami dulu makna dari perintahnya, jika para pemuka agama anda menyuruh anda untuk selalu ikhlas? maka perlu ditanyakan kepada beliau-beliau, bagaimana ikhlas itu?seperti apa kondisinya? apa parameternya?
He..he..maklum sebagai orang berlatar belakang pendidikan s2 teknik, saya selalu menanyakan secara detail maksud dari setiap kata dan perintah. Mengapa saya memerlukan pertanyaan secara detail dari kata-kata ikhlas, agar saya bisa memahami dan tahu benar bahwa sudah melakukan ikhlas. Tapi selama ini saya belum menemukan seperti apa sih kondisi ikhlas itu. Apakah seperti situasi dibawah ini?
1. Saat anda membantu orang lain, tanpa meminta imbalan
2. Saat anda memberikan sedekah, tanpa imbalan
3. Saat anda sedang beribadah dengan tenang
4. Saat anda tidak marah jika diganggu orang
5. Saat anda berdiam diri saya menerima nasib
Atau ada kondisi lain? bisa anda tambahkan lagi..
Menurut saya, setelah melakukan pembelajaran diri secara mandiri dengan benar-benar melakukan penelitian tentang kondisi ikhlas, yang namanya ikhlas itu bukan saat ada peristiwa melainkan kapanpun dan dimanapun kita bisa dalam kondisi ikhlas. Ikhlas artinya menerima yang Tuhan berikan, setelah kita berusaha maksimal dan sungguh-sunggu. Bukan hanya menerima saja tanpa ada usaha.
Kalau begitu IKHLAS adalah suatu sikap dan perilaku yang harus ditanamkan kepada diri sendiri, bahwa segala sesuatu adalah milik Tuhan, kita sebagai manusia hanya diberikan saja untuk dimanfaatkan. IKHLAS terjadi saat pikiran kita sedang berada dalam status di ALPHA-STATE dimana berada dalam keadaan tenang, nyaman dan relaksasi. Otomatis disaat kondisi pikiran kita sedang dalam ALPHA kita merasakan IKHLAS dan PASRAH.
Sebagai ilustrasi, saat kita memarkirkan mobil lalu kita langsung begitu saja IKHLAS tanpa mengunci pintunya?Tanpa memencet remote kunci otomatisnya? Tentu SALAH. Yang perlu kita lakukan dulu adalah menaruhnya di tempat yang bisa kita awasi, lalu memasang kunci, memencet remote otomatisnya lalu berdoa kepada Tuhan agar menjaga sambil melakukan teknik AMC (alpha mind control), lalu baru pergi dan memasrahkan kepada Tuhan sambil IKHLAS. Itu menurut saya lho ya? Karena memang, sebelum kita melakukan apapun dilarang untuk IKHLAS..he.he..
Menjaga Hati dan Pikiran Sadar tetap dalam IKHLAS, yaitu selalu mengupayakan sesuatu dengan maksimal terlebih dulu barulah kita menyerahkan hasilnya kepada Tuhan. Dengan bergantung hanya kepada Tuhan maka kita seolah meminta sedikit kekuatan kepada-Nya atas segala usaha yang kita lakukan, sebab segala yang ada dalam diri kita ini semua bisa bergerak bisa berjalan dan bisa berubah jika Tuhan mengijinkan. Maka dari itu, kita perlu memaksimalkan segala potensi yang ada dalam diri kita, baik potensi yang nampak maupun yang tidak nampak, yang nampak adalah semua organ kita dari ujung kepala sampai ujung kaki perlu kita manfaatkan semuanya semaksimal mungkin.
Lalu dimana potensi yang tidak nampak? Potensi itu tersimpan dalam pikiran kita, khususnya Pikiran Bawah Sadar atau dalam bahasa lainnya adalah HATI. Bukan hati secara fisik namun hati yang lebih ke arah non-fisik, Tuhan sudah menciptakan itu juga, sehingga jika kita maksimalkan maka otomatis juga kita bisa mencapai ke arah posisi IKHLAS yang benar-benar selalu terasa dan menyelimuti diri kita sepanjang waktu dan setiap saat. Jika hewan dan tumbuhan saja selalu dipelihara oleh-Nya..maka kita sebagai manusia juga pasti selalu dijaga-Nya

0 komentar:

Posting Komentar